Filsafat dan Perkembangan
DIREKTORI PONDOK PESANTREN 3
Seribu wajah tak hanya ada dalam legenda. Dalam realita, pesantren menunjukan puluhan ribu rupa, yang masing-masing memiliki ciri khas dan keunggulannya berbeda-beda pula. Mereka berpacu dengan dinamika dan perubahan sosial yang terus bergulir. Inovasi, adaptasi dan transformasi terus mereka lakukan, agar lembaga peendidikan modern dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa ini.
Meski pesantren telah mengalami sejarah cukup panjang, namun hingga kini semangat para alumninya untuk membangun pesantren tak pernah redup. bahkan alumni sejumlah pesantren banyak memprakarsai berdirinya puluhan bahkan ratusan pondok pesantren yang tersebar diberbagai pelosok tanah air. Mereka ada yang mendirikan pesantren di sebuah desa terpencil nun jauh disana, hingga di pusat-pusat perkotaan dan bergaya metropolis.
Memang masih banyak terdapat pondok pesantren yang pengelolaannya terkesan sangat sederhana. tetapi memasuki tahun 2000 terdapat fenomena baru, dimana banyak pesantren yang muncul dirancang secara modern. Tak hanya dari fisik bangunannya, tetapi dari sistem pendidikan, sumber daya manusia, serta manajemennya dirancang sedemikian rupa, hingga tak kalah dengan pendidikan modern lainnya.
Sejumlah pesantren tampaknya ingin mengikuti paradigma baru, sehingga mereka tak ingin hanya berkutat dengan sebutan lembaga pendidikan tradisional yang meelekat selama ini. Mereka mencoba menawarkan konsep-konsep baru mengenai pendidikan modern pesantren, tanpa harus meninggalkan nilai-nilai dasar yang ada di pesantren. karena itu tidak perlu heran kalau dalam sepuluh tahun mendatang, banyak pesantren yang akan membuat lompatan besar dalam ikut mengisi, tidak hanya khasanah pendidikan di tanah air, tetapi juga pembangunan nasional secara umum.
Buku Direktori Pesantren, yang juga memuat profil pesantren dari berbagai pelosok tanah air, memang tidak mengkhususkan untuk menyajikan seluk-beluk pesantren modern. namun buku ini juga memotret adanya semangat baru di kalangan pesantren untuk bersikap kreatif dalam menyiasati berbagai aspek kehidupan pesantren dan lingkungannya. Bahkan tak sedikit, pesantren yang umurnya telah mencapai ratusan tahun, tak mau ketinggalan dalam wacana semacam ini. Hal ini, tentu, agar kehadiran meereka tetap bisa memberi makna bagi masyarakat sekitarnya
Tidak tersedia versi lain