FIKIH [HUKUM ISLAM]
MUKJIZAT TAFAKKUR : CARA SUKSES MERENGKUH KEBAHAGIAAN DAN PUNCAK SPIRITUALITAS
Tafakkur merupakan tindakan besar yang tidak semua orang -apalagi manusia modern- mampu melakukannya. Manusia modern justru banyak melamun (bukan tafakkur) akibat problema hidup yang begitu pengap dan mendesakkan berbagai persoalan. Lamunan adalah "ventilasi" yang bisa menghasilkan dua hal: kearah positif bila terus meningkat ke level resapan ketuhanan (gabungan dzikir dan fikir) dan kearah negatif bila terus mendorong pada depresi serta kegilaan. Untuk meningkat kepada tafakkur harus memasukkan unsur-unsur positif, prasangka-prasangka baik (husn al-dzadzan), dan sungguh-sungguh ingin mencari resapan makna dan hakikat.
Tafakkur yang bermutu tentu harus berilmu dulu agar renungan-renungannya bersifat kualitatif dengan tetap meyakini kebesaran Allah. membaca dan menulis ilmuNya yang tertangkap di alam semesta adalah salah satunya. Tafakkur seorang anak kecil dan belum berumur tentu berbeda dengan tafakkurnya orang dewasa. Juga tafakkurnya orang berilmu juga sangat berbeda dengan tafakkurnya orang bodoh. Perbedaan itu terjadi karena "bahan-bahan bakarnya" berbeda. Makin orang memiliki ilmu dan kearifan, maka maki n tafakkur itu berkualitas.
Itulah sebabnya, dalam uraian baba-bab terdahulu ditekankan perlunya membaca karya-karya para bijak, karya-karya sufi, karya-karya sastra, sejarah, dan tentu saja, mahakarya Tuhan berupa alam semesta ini. Pembacaan yang cerdas dan penuh cermat akan menghasilkan sebuah tafakkur yang optimal dan luar biasa. Dan karya-karya besar dan penuh kearifan lahir dari orang-orang yang banyak membaca, merenung, membandingkan, dan mengakui kebesaran Allah SWT.
Tidak tersedia versi lain